Rabu, 20 Januari 2016

Sistem dan Jenis – Jenis Rem pada Mobil

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman.

rem 1Gambar Sistem Rem.
PRINSIP KERJA REM
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan dengan pemindah daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (eneri gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
rem 2Gambar Prinsip Kerja Rem
TIPE REM
Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
2. Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.
Dalam hal ini, kami akan menjabarkan lebih jauh mengenai rem kaki dan rem parkir, sesuai dengan praktek yang telah kami lakukan.

REM KAKI
Dikelompokkan menjadi 2, yaitu rem hidraulis (hydraulic brake) dan rem pneumatik (pneumatic brake).
Tipe hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana. Tipe hidraulis juga mempunyai konstruksi yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk ringan.
rem 3Gambar Rem Tipe Hidraulis
Sistem rem pneumatik termasuk kompresor dan sejenisnya yang menghasilkan udara bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe rem seperti ini banyak digunakan pada kendaraan berat seperti truk dan bus.
Komponen – komponen utama pada rem hidraulis adalah sebagai berikut.
1. Booster rem
2. Master silinder rem
3. Katup pengimbang (proportioning valve)

1. BOOSTER REM
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Booster rem melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh.
Booster rem mempunyai membran yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master silinder dihubungkan dengan pedal dan membran untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum. Bila booster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, booster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga boosternya saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat direm dengan normal tanpa bantuan booster.
Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat juga dipasangkan secara terpisah dari master silinder itu sendiri. Tipe integral ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil. Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel booster remnya diganti dengan pompa vakum karena kevakuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.
Booster rem terutama terdiri dari rumah booster (booster body), piston booster, membran (diaphragm), reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrol (control valve mechanism). Booster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tetap) dan bagian belakang (ruang tekan variasi) dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston booster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanism) mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi (variable pressure chamber). Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve operating rod).
rem 4Gambar Booster Rem
2. MASTER SILINDER REM
Berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder, yang membangkitkan tekanan hidraulis.
Ada dua  tipe silinder, yaitu tipe tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibandingkan dengan tipe tunggal (single type).
Master silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda depan dan belakang. Dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja, maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik.
rem 5 Gambar Master Silinder
Pada kendaraan penggerak roda belakang, salah satu sistem rem hidraulis pada roda depan dan sistem yang satunya terletak pada roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan terdapat beban tambahan pada roda depan. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidraulis split silang (diagonal split hydraulic system) yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda kanan depan dan kiri belakang, dan satu set saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan belakang, dengan demikian efisiensi pengereman tetap sama pada kedua sisi (tetapi dengan setengah daya penekanan normal) walaupun salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi kerusakan.
rem 6Gambar Diagonal Split Hydraulic System
Pada kendaraan penggerak roda belakang, salah satu sistem rem hidraulis pada roda depan dan sistem yang satunya terletak pada roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan terdapat beban tambahan pada roda depan. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidraulis split silang (diagonal split hydraulic system) yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda kanan depan dan kiri belakang, dan satu set saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan belakang, dengan demikian efisiensi pengereman tetap sama pada kedua sisi (tetapi dengan setengah daya penekanan normal) walaupun salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi kerusakan.
rem 7Gambar Proportioning Valve Tipe Ganda
REM PARKIR
Cara kerja tipe rem tromol, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut. Kabel rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.

KONSTRUKSI REM
1. Rem Cakram
Cara kerja rem cakram:  Saat pedal rem di injak maka tenaga akan diteruskan ke booster rem. Booster rem bekerja melalui bantuan mesin, sehingga kerja rem lebih kuat tetapi tenaga yang kita keluarkan tidak terlalu besar. Setelah melalui Booster, maka piston Booster akan mendorong piston-piston dalam reservoir yang terdapat dalam master cylinder rem. Setelah terdorong maka piston-piston dalam reservoir akan mendorong minyak rem menuju rem setiap roda. Setelah minyak rem sampai dalam rem tiap roda maka minyak akan mendorong piston yang akan diteruskan mendorong brake shoe (kampas rem) hingga terjadi gesekan antara brake shoe dengan disc brake.
rem 8Gambar Rem Cakram
REM PARKIR
Cara kerja tipe rem tromol, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut. Kabel rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.

KONSTRUKSI REM
1. Rem Cakram
Cara kerja rem cakram:  Saat pedal rem di injak maka tenaga akan diteruskan ke booster rem. Booster rem bekerja melalui bantuan mesin, sehingga kerja rem lebih kuat tetapi tenaga yang kita keluarkan tidak terlalu besar. Setelah melalui Booster, maka piston Booster akan mendorong piston-piston dalam reservoir yang terdapat dalam master cylinder rem. Setelah terdorong maka piston-piston dalam reservoir akan mendorong minyak rem menuju rem setiap roda. Setelah minyak rem sampai dalam rem tiap roda maka minyak akan mendorong piston yang akan diteruskan mendorong brake shoe (kampas rem) hingga terjadi gesekan antara brake shoe dengan disc brake.
rem 9Gambar Rem Belakang

Selasa, 19 Januari 2016

Fungsi dan Cara Kerja Transmisi Manual Beserta Nama Komponennya

PADA UMUMNYA transmisi manual adalah sebagai salah satu komponen SISTEM pemindah tenaga yang mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut :

  1. Meneruskan tenaga / putaran mesin dari kopling ke poros propeler shaft
  2. Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin dan kondisi jalan)
  3. Memungkinkan kendaraan dapat berjalan mundur (reserve) pada kendaraan lebih dari 2 roda


CARA KERJA TRANSMISI MANUAL

Cara kerja transmisi manual 4 kecepatan.

Posisi Netral (N).
Saat posisi netral tenaga dari mesin tidak diteruskan ke poros out put, karena sincromesh dalam keadaan bebas atau tidak terhubung dengan roda gigi tingkat.

Posisi Gigi 1.
Jika tuas ditekan ke arah kiri kemudian ditarik ke belakang maka gear selection fork akan menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 1. Posisi 1 akan menghasilkan putaran yang lambat tetapi momen pada poros out put besar.

Posisi Gigi 2.
Tuas ditekan kearah kiri kemudian didorong ke depan maka selector fork akan menggerakan hub sleave sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi tingkat no 2. Posisi 2 putaran poros out put lebih cepat dibanding pada posisi 1.

Posisi Gigi 3.
Jika tuas ditarik lurus ke belakang maka selector fork akan menggerakan hub sleave sehingga menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 3. Posisi 3 akan menghasilkan putaran yang cepat dibanding posisi 2.

Posisi Gigi 4.
Tuas didorong lurus ke depan maka selector fork akan menggerakan hub sleave sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi tingkat no 4. Posisi 4 putaran poros out put lebih cepat dibanding pada posisi 3.

Posisi Gigi R.
Tuas ditekan kearah kanan kemudian ditarik ke belakang maka akan menggerakkan gear selection fork sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi R. Antara roda gigi R dan roda gigi pembanding dipasangkan roda gigi idel (idler gear)yang menyebabkan putaran poros input berlawanan arah dengan poros out put.

Berikut nama komponen dan fungsi transmisi manual :

  1. Transmission Case, berfungsi sebagai tempat berdiamnya semua komponen transmisi
  2. Shift Fork, berfungsi sebagai garfu pemindah gigi
  3. Input Shaft, berfungsi untuk meneruskan putaran dari kopling ke transmisi / counter gear
  4. Counter Gear, berfungsi untuk meneruskan putaran dari inputshaft ke gigi percepatan
  5. Gigi percepatan, berfungsi untuk merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin dan kondisi jalan)
  6. Hub Sleave, berfungsi untuk mengunci singkromes dengan gigi percepatan sehingga memungkinkan output shap bisa perputar dan berhenti
  7. Sinkronizer ring / Singkromes, berfungsi sebagai komponen transmisi yang memungkinkan perpindahan gigi pada transmisi dapat bekerja/hidup
  8. Reverse Gear, berfungsi sebagai gear perubah arah putaran output shaft sehingga memungkinkan kendaraan bisa bergerak mundur
  9. Main Bearing, berfungsi sebagai bantalan output shaft
  10. Output shaft, berfungsi untuk meneruskan putaran dari transmisi ke propeller shaft
  11. Extension Housing, berfungsi sebagai penutup output shaft sekaligus dudukan tongkat perseneling.
Nah itulah tips dari saya mengenai Fungsi dan Cara Kerja Transmisi Manual Beserta Nama Komponennya. Mudah - mudahan artikel sederhana dari saya ini bisa bermanfaat bagi sahabat ku semuanya.

Engine Tune Up Konvensional

LANGKAH KERJA TUNE UP

1. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

  • Pasang Fender-Sheet-Grill-Steering-Floor Cover
  • Vresneling harus netral (nol) dan Hand rem di pasang
  • Kendaraan di hidupkan dahulu sebelum melakukan penyetelan
a.    Pemeriksaan air pendingin mesin
1)    Periksa permukaan air pendingin mesin.
Kalau tinggi air kurang atau di bawah tanda LOW, tambahkan air hingga mencapai tanda FULL.
Hasil pemeriksaan:………………………. Kesimpulan:………………………………
2)    Periksa sistem pada tekanan 0,9 kg/cm² terhadap kebocoran. Dengan menggunakan radiator cap tester.
Hasil pemeriksaan:……………………… Kesimpulan:……………………………….
3)    Periksa kualitas air pendingin
Gantilah air pendingin jika sudah terlalu kotor.
Hasil pemeriksaan:……………………….
Kesimpulan:………………………………
4)    Memeriksa tutup radiator
Tekanan pembukaan standar :
0,75 – 1,05 kg/cm² (10,7 – 14,9 psi)
Tekanan pembukaan minimum :
0,6 kg/cm2 (8,5 psi)
Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.
Hasil pemeriksaan:……………………….
Kesimpulan:………………………………
  1. Pemeriksaan oli mesin
1)    Memeriksa kualitas oli mesin
Periksa dari keadaan yang memburuk, mengandung air, berubah warna atau encer. Jika kualitasnya buruk maka gantilah oli mesin
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
2)    Memeriksa tinggi permukaan oli mesin
Berada antara tanda “L” dan “F” pada tongkat pengukur.
Jika terlalu rendah, periksa apakah ada kebocoran. Tambahkan oli mesin hingga tanda “F”.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
  1. Pemeriksaan elemen saringan udara
1)    Keluarkan elemen saringan udara dari rumah saringan udara
2)    Lihat/periksa apakah elemen saringan udara terlalu kotor, rusak atau basah terkena oli. Bila perlu gantilah elemen saringan udara.
Hasil pemeriksaan:…………………………
Kesimpulan:……………………………………………………………………………………..
3)    Bersihkan elemen saringan udara dengan kompressor.
Tekanan udara kompresor tidak lebih dari 4.0 Kg/cm2.
Gantilah elemen saringan udara kalau sudah terlalu kotor
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
.……………………………………………………….
4)    Pasang elemen saringan udara kedalam rumah saringan
5)    Kunci pengunci (klip) tutup saringan udara.
  1. Pemeriksaan kabel busi dan distributor
1)    Secara visual periksa kabel-kabel busi dari kelonggaran sambungan-sambungannya, keadaannya memburuk, retak atau kerusakan lainnya.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
2)    Periksa tahanan kabel busi
Dengan menggunakan multimeter kurang dari 25 kW.
Kabel busi no 1 :………………………
Kabel busi no 2 :………………………
Kabel busi no 3 :………………………
Kabel busi no 4 :………………………
Kabel tegangan tinggi :………………
Kesimpulan:………………………………
  1. Pemeriksaan baterai
1)    Periksa keadaan kontak baterai dari kerusakan dan keretakan
Apabila terminal baterai berkarat, bersihkan menggunakan sikat kawat atau amplas halus
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:……………………………
2)    Pemeriksaan permukaan elektrolit baterai
Kalau tinggi permukaan elektrolit baterai pada sel dibawah garis “LOWER”, tambahkan dengan air suling sampai garis “UPPER”
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………

3)    Periksa berat jenis elektrolit baterai
Dengan hydrometer, ukur berat jenis elektrolit baterai pada tiap-tiap sel. Spesifikasi berat jenis. (keadaan terisi penuh pada suhu 200C = 1,25 atau lebih)
BJ terukur :
Sel no 1 :………….    Sel no 4 :………..
Sel no 2 :………..     Sel no 5 :………..
Sel no 3 :………..     Sel no 6 :………..
Pengukuran Celcius:                           Berat jenis elektrolit pada temperatur 20 C :
S20 (C) = St + 0,0007 x (t – 20)                        Sel no 1 :…………………………………………….
Sel no 2 :……………………………………………
Dimana:                                                   Sel no 3 :……………………………………………
  • St   = BJ terukur                                  Sel no 4 :……………………………………………
  • t     = Temperatur                                Sel no 5 :……………………………………………
                                                           Sel no 6 :……………………………………………
Kesimpulan :……………………………………………………………………………………..
4)      Ventilasi tutup sel baterai
Disemprot dengan kompresor sampai lubang tidak tersumbat.
  1. Pemeriksaan busi
1)    Pemeriksaan elektroda busi
  1. Ukur tahanan isolator busi dengan pengukur tahanan isolator busi. Minimum tahanan isolator : 15 M Ohm, kurang dari 15 M Ohm, ganti.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
  1. Kalau pengukur tahanan isolator busi tidak ada
1)    Start mesin pengukur dan panaskan mesin
2)    Hidupkan mesin pada 4000 rpm (±5 detik)
3)    Lepaskan busi dan pemeriksa secara visual
Busi kering : berarti baik
Busi basah : bersihkan dengan spark plug cleaner
KERING                                                    BASAH

Busi 1 : ………………………….                  Busi 2 :………………………….
Busi 3 : ………………………….                  Busi 4 :………………………….
Kesimpulan : ……………………………………………………………………
4)    Pemeriksaan celah elektroda busi
Ukur celah elektroda busi dengan feeler gauge
Celah elektroda busi:
NIPPONDENSO : 0.7 – 0.8 mm
N G K                   : 0.8 – 0.9 mm
Stel celah busi dengan cara membengkokkan bagian dasar elektroda negatif.
Busi 1 : ………………………….                  Busi 2 :………………………….
Busi 3 : ………………………….                  Busi 4 :………………………….
Kesimpulan : ……………………………………………………………………

5)    Membersihkan busi
Menggunakan spark plug cleaner.
Tekanan udara : tidak lebih dari 6Kg/cm2
Lama pembersihan : kurang dari 20 detik
Busi 1 : ………………………….                  Busi 2 :………………………….
Busi 3 : ………………………….                  Busi 4 :………………………….
Kesimpulan : ……………………………………………………………………
6)    Memasang busi-busi
Pasang busi-busi dan kencangkan sesuai dengan momen spesifikasi :
1.5 – 2.2 kgf.m
7)    Hubungkan kabel busi ke busi
  1. Pemeriksaan tali kipas
1)    Lihat/periksa tali kipas secara visual dari retak atau sobek. Bila perlu gantilah tali kipas.
2)    Ukurlah defleksi (ketegangan) tali kipas. Jika dibagian tengah antara alternator dengan pompa air ditekan dengan gaya 10 Kg (22 lb)
Spesifikasi tegangan tali kipas :
Tali kipas baru  : 3,5 – 5,5 mm (ditekan 10 kg)
Tali kipas lama : 4,5 – 6,5 mm (ditekan 10 kg)
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
  1. Pemeriksaan kekencangan baut kepala silinder dan manifold
Intake Manifold       :    1,5 – 2,2 kgf/m
Exhaust Manifold    :    3,0 – 4,5 kgf/m
Kepala silinder        :   5.0 – 6,0 kgf/m
urutan pengencangan baut lihat gambar.
  1. Pemeriksaan dan penyetelan katup
1)    Panaskan mesin ± 5 menit dan matikan.
2)    Lepaskan penutup kepala silinder dan mulailah menyetel celah katup
3)    Piston No.1 di set pada titik mati atas pada akhir langkah kompresi dengan cara:
a)    Tepatkan tanda titik pada flywheel dengan tanda timing pada plat mesin.
b)    Periksa apakah rocker arm silinder No.1 bebas. Cocokan tabel dibawah ini, periksa dan setel celah katup menggunakan feeler gauge. Tanda “O” menunjukkan katup-katup yang dapat distel.
c)    Putar poros engkol 360 derajat, lakukan penyetelan katup yang belum distel
Spesifikasi :     IN         :           0,20 mm         EX       :           0,30 mm
                                            No.silinderKeadaan rocker arm
1
2
3
4
Jika rocker arm silinder no.1 bebas :Piston silinder no.1 pada TMA akhir langkah kompresiIN
O
O
EX
O
O
Jika rocker arm silinder no.4 bebas :Piston silinder no.4 pada TMA akhir langkah kompresiIN
O
O
EX
O
O

Silinder 1Silinder 2Silinder 3Silinder 4
IN
EX

Kesimpulan :………………………………………………………………………………………………
4)      Memasang penutup kepala silinder
a)    Hapuslah oli dari permukaan gasket penutup kepala silinder.
b)    Periksa gasket penutup kepala silinder. Ganti gasket jika diperlukan.
Hasil pemeriksaan : ………………………………….
Kesimpulan :………………………………………………………………………………………….
c)    Periksa karet penyekat (grommet) tabung busi dari kerusakan. Ganti karet penyekat jika perlu.
Hasil pemeriksaan : ………………………………….
Kesimpulan :………………………………………………………………………………………….
d)    Pasang gasket kepala silinder diatas kepala silinder, berilah Threee Bond 1104 pada empat tempat diatas kepala silinder
e)    Pasang penutup kepala silinder pada kepala silinder.
f)     Kencangkan baut-baut kepala silinder.
Momen pengencangan : 0,3 – 0,5 kgf.m
g)    Kencangkan baut pengikat tutup timing belt.
Momen pengencangan : 0,2 – 0,4 kgf.m
h)    Pasangkan kabel busi, selang PCV, selang pengisian oli, klem selang radiator ke penutup kepala silinder.
i)      Start mesin dan pastikan bahwa mesin tidak ada gangguan, misalnya oli bocor.
  1. Pemeriksaan distributor
1)    Periksa permukaan titik kontak platina
a)    Lepaskan kabel-kabel busi dan tutup distributor
b)    Lepaskan tutup distributor
c)    Lepaskan rotor
d)    Periksa permukaan titik kontak platina. Pastikan bahwa permukaan platina tidak berlebihan atau rusak.
Hasil pemeriksaan:……………………
Kesimpulan:……………………………
  1. Kondisi baik     b.  Terbakar, perlu diganti
2)    Memeriksa dweel angle
Rangkai dan bacalah dweel angle Dweel Angle : spesifikasi : 520
Hasil :………………………
Kesimpulan:………………
.………………..………………
3)    Periksa vacuum advancer
a)    Lepaskan selang vacuum dari vacuum advancer
b)    Berilah tekanan negatif lebih dari 150 mmHg dan perika kerja vacuum advancer, kalau vacuum advancer tidak bekerja, perbaiki atau ganti.
c)    Hubungkan kembali selang vacuum ke vacuum advancer.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
4)    Periksa governor advancer
a)    Pasang rotor ke distributor
b)    Putar rotor berlawanan dengan putaran jarum jam kemudian bebaskan. Pastikan bahwa rotor dapat berputar kembali ke posisi semula dengan baik. Seandainya rotor tidak dapat berputar kembali, perbaiki atau ganti rotor.
c)    Periksa kelonggaran rotor.
Perbaiki atau ganti rotor jika kelongggaran terlalu besar
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
5)    Periksa tutup distributor
Periksa tutup distributor dari keretakan. Periksa juga karbon elektroda tengah terhadap kerusakan atau keausan dan sebagainya. Bila di jumpai kerusakan gantilah tutup distributor.
Hasil pemeriksaan:………………………
Kesimpulan:………………………………
6)    Periksa rotor
Periksa apakah rotor menunjukkan tanda-tanda keausan, korosi, retak dibagian yang kontak dengan karbon dan elektroda. Jika dijumpai kerusakan, gantilah rotor.
Hasil pemeriksaan : ……………………………
Kesimpulan : ……………………………………..
7)    Pasang rotor ke distributor
8)    Pasang tutup distributor
9)    Hubungkan kabel-kabel busi ke tutup distributor.
  1.  Mengganti platina
1)    Lepaskan tutup distributor
Biarkan kebel-kabel busi terpasang pada tutup distributor
2)    Lepaskan rotor
3)    Melepas platina
  1. Lepaskan terminal kabel platina
  2. Lepaskan sekrup pengikat platina dan lepaskan platina
4)    Memasang platina
a)    Bersihkan permukaan platina yang baru dengan kain yang dibasahi larutan pembersih, kemudian keringkan.
b)    Berilah gemuk tahan panas pada bagian fiber platina.
c)    Pasang platina ke plat dasar platina bersama dengan kabel platina, sementara kencangkan sekrup pengikatnya.
d)    Hubungkan kabel platina ke terminal dan kencangkan murnya.
5)    Penyetelan celah platina
a)    Putar poros engkol sampai posisi cam distributor seperti terlihat pada gambar
b)    Stel celah platina sedemikina rupa agar celah platina sesuai dengan spesifikasi. Celah platina : 0,45 mm
6)    Pasang rotor ke poros distributor
7)    Pasang tutup distributor
8)    Periksa dan stel dweel angle
a)    Hubungkan dweel tester. Dweel angle : 520.
Hasil : …………………………
Kesimpulan : ………………
.…………………………………..
.…………………………………..
b)  Kecilkan celah platina jika kurang dari spesifikasi.
c)  Lebarkan celah platina jika lebih besar dari spesifikasi.
9)    Lakukan penyetelan saat pengapian
  1.  Memeriksa dan menyetel saat pengapian
1)    Panaskan mesin
2)    Hubungkan timing light ke kabel busi silinder No.1
3)    Hubungakan tachometer ke distributor.



4)  Lepaskan selang vacuun advancer di bagian sub.diaphragm dan sumbat selang vacuum yang dilepas.
5)    Set putaran mesin pada putaran 1000 rpm serta stabil. Jika putaran melebihi 1000 rpm dan tidak stabil, setel putaran mesin hingga putaran idle.
6)    Dengan timing light, periksa apakah tanda saat pengapian pada flywheel cocok dengan tanda penunjuk pada plat belakang.
7)    Jika saat pengapian tidak tepat, stel dengan cara merubah posisi distributor.
Momen pengencangan baut pengikat distributor :
1,5 – 2,2 kgf.m